Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata : فهذه ست صفات في الصلاة من علامات النفاق 1. الكسل عند القيام إليها 2. ومراءاة الناس في فعلها 3. وتأخيرها 4. ونقرها 5. وقلة ذكر الله فيها 6. والتخلف عن جماعتها Berikut ini adalah enam hal dalam shalat, yang termasuk tanda kemunafikan: 1. Malas ketika bangkit untuk menegakkannya. 2. Riya’ ketika mengerjakannya. 3. Menunda-nundanya. 4. Gerakannya terlalu cepat. 5. Sedikit menyebut atau mengingat Allah di dalamnya. 6. Tidak mengerjakannya secara berjamaah.” ____________________ Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha, jilid 1 hlm. 173
Jangan Malas Ngaji! Karena Iblis Suka Manusia yang Bodoh Agama
Vitrianda Hilba Siregar, Jurnalis· Jum’at 21 Mei 2021 14:08 WIB Iblis menyukai manusia yang bodoh, malas menuntut ilmu agama. Iblis sangat menyukai manusia yang bodoh, malas menuntut ilmu agama. Dengan kebodohan itu iblis akan leluasa mengombang-ambingkan serta menyesatkan manusia selama hidupnya di dunia. Padahal dengan ilmu maka menjadi penuntun hidupnya dan lentera di alam kubur kelak. Ustaz Najmi Umar Bakkar dalam pesannya menyebutkan alasan-alasan mengapa iblis berusaha memalingkan manusia menuntut ilmu agama dan selamanya menjadi bodoh di antaranya: Baca Juga: Jin Qorin Selalu Mengikuti Punya Misi Khusus Menggoda Manusia Berbuat Dosa 1. Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata : اعلم أن أول تلبيس إبليس عَلَى الناس صدهم عَنِ العلم لأن العلم نور فَإِذَا أطفا مصابيحهم خبطهم فِي الظُلَم كيف شاء “Ketahuilah bahwasanya awal mula talbis (perangkap) iblis untuk (menjerumuskan) manusia (dalam kesesatan) adalah dengan menghalangi (memalingkan) mereka dari ilmu (agama yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah), karena ilmu (agama) itu adalah cahaya (yang menerangi hati). Maka apabila iblis telah (berhasil) memadamkan lampu-lampu cahaya mereka, maka dia pun akan (mampu) mengombang-ambingkan dan menyesatkan mereka (manusia) dalam kegelapan (kesesatan) sesuai dengan apa yang dia kehendaki” (Talbiis Ibliis I/289) إبليس إنما يتمكن من الإنسان عَلَى قدر قلة العلم فكلما قل علم الإنسان كثر تمكن إبليس مِنْهُ وكلما كثر العلم قل تمكنه مِنْهُ “Sungguh iblis hanya akan dapat menguasai seseorang sesuai dengan kadar sedikitnya ilmu yang dimiliki. Setiap kali ilmu seseorang itu sedikit maka akan besar pula penguasaan iblis atas dirinya. Demikian pula apabila ilmu yang dimiliki banyak, maka akan sedikit pula penguasaan iblis terhadapnya” (Talbiis Ibliis I/334) Baca Juga: Isra Miraj, Jin Ifrit Nekat Sempat Mengincar Nabi Muhammad SAW 2. Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata : نواب إبليس في الأرض : هم الذين يثبطون الناس عن طلب العلم والتفقه في الدين ، فهؤلاء أضر عليهم من شياطين الجن ، فإنهم يحولون بين القلوب وبين هدى الله وطريقه “Wakilnya iblis di muka bumi adalah mereka yang telah menghalang-halangi manusia dari tholabul ilmi (menuntut ilmu syar’i) dan tafaqquh fiddin (mendalami agama). Maka mereka ini sesungguhnya lebih berbahaya daripada syaitan dari jenis jin, karena mereka ini telah mengalihkan hati dari petunjuk dan jalan Allah” (Miftaahu Daaris Sa’aadah I/160) Sumber: http://muslim.okezone.com
Kesulitan itu Pasti Ada Ujungnya, Tetap Optimis!
Tidak Mungkin Kesulitan Menang Melawan Dua Kemudahan, Tetap Optimis! Muhammad Abduh Tuasikal, MSc Follow on XSend an emailMay 4, 2024 Facebook X LinkedIn Tumblr Pinterest Reddit VKontakte Odnoklassniki Pocket Ingat, kita harus optimis ketika hadapi masalah. Karena di balik satu kesulitan ada dua kemudahan. Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan. Ibnul Qayyim rahimahullah memberikan faedah berharga, ومن فهم هذا فهم معنى قول النبي صلى الله عليه وسلم “لن يغلب عسر يسرين” مرسل وله طرق تعضده فإنه أشار إلى قوله تعالى: {فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً} فالعسر وإن تكرر مرتين فتكرر بلفظ المعرفة فهو واحد واليسر تكرر بلفظ النكرة فهو يسران فالعسر محفوف بيسرين يسر قبله ويسر بعده فلن يغلب عسر يسرين “Siapa yang memahami ini, maka ia akan memahami makna sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ “Satu kesulitan tidak akan mengalahkan dua kemudahan.” Ini adalah hadits mursal dan memiliki berbagai jalur pendukung. Hadits ini merujuk pada firman Allah Ta’ala, فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا , إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Asy-Syarh: 6) Kaidahnya adalah kata “al-‘usri” berulang dua kali dengan kata bentuk makrifah (terdapat alif laam atau al), maka al-‘usri atau kesulitan itu dianggap satu. Sedangkan kata “yusron” berulang dengan bentuk nakirah, yurson atau kemudahan itu berarti dua. Oleh karenanya, kesulitan itu diapit oleh dua kemudahan, yaitu kemudahan sebelum dan sesudahnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa satu kesulitan tidak akan menang melawan dua kemudahan. (Badai’ Al-Fawaid, 2:634) Referensi: Badai’ Al-Fawaid. Cetakan ketiga, Tahun 1433 H. Al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Abi Bakr Ayyub bin Qayyim Al-Jauziyah. Tahqiq: ‘Ali bin Muhammad Al-‘Imraan. Penerbit Daar ‘Alam Al-Fawaid. @ Warak Pondok DS, 25 Syawal 1445 H, 4 Mei 2024 Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Rumaysho.Com Sumber https://rumaysho.com/38570-satu-kesulitan-tidak-mungkin-menang-melawan-dua-kemudahan-tetap-optimis.html
Keutamaan Pergi Berjalan Kaki ke Masjid
Pergi Berjalan Kaki ke Masjid Dapat Menghapuskan Dosa Arif Rahman Hakim 25/01/2020 Untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya bisa berbagai cara yang dapat dilakukan. Salah satu yang jarang terpikir adalah jalan kaki ke masjid untuk melaksanakan shalat yang ternyata punya banyak keutamaan. Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW pernah melarang sahabatnya yang akan pindah rumah dengan alasan agar rumahnya lebih dekat dengan masjid. Nabi mengatakan sebaiknya tetaplah tinggal di rumah yang lama sebab semakin jauh masjid yang mereka tempuh, maka pahala yang akan didapat adalah sebanyak langkah kaki yang mereka lakukan hingga ke masjid. Selain itu, ternyata masih banyak keutamaan lain yang bisa diraih kaum muslimin yang jalan kaki ke masjid. Apa sajakah itu? Berikut ulasannya 1. Setiap Satu Langkah Menghapus Satu Dosa Jalan kaki ke masjid ini ternyata memiliki keutamaan lain sebagai sarana menghapus dosa. Setiap satu langkahnya, Allah menjanjikan penghapusan satu dosa yang pernah dilakukan dan juga akan mengangkat derajad mereka yang berjalan kaki ke masjid. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya, “Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu pergi ke masjid untuk menunaikan solat yang telah Allah wajibkan kepadanya, maka setiap langkahnya menghapus satu dosa dan langkah yang satunya mengangkat satu tingkat derajatnya.” (HR.Muslim) 2. Dilipatgandakan Pahala Keutamaan lainnya yang akan didapatkan dengan jalan kaki ke masjid adalah Allah SWT melipatgandakan pahala untuknya. Abu Musa ra. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling besar pahalanya di dalam shalat adalah yang paling jauh berjalan menujunya. Maka orang yang paling jauh dan ‘orang yang menunggu shalat sampai ia melaksanakannya bersama imam’ lebih besar pahalanya daripada orang yang shalat kemudian tidur” (HR. Bukhari dan Muslim) 3. Mendapat Cahaya di Hari Kiamat Kemudian keutamaan yang akan didapat jika rajin berjalan ke masjid untuk shalat berjamaah adalah mendapat cahaya pada hari kiamat kelak. Apalagi waktu saat shalat isya dan subuh. Sebagaimana penjelasan hadits riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi yang artinya: “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang ‘berjalan’ di dalam kegelapan malam menuju masjid dengan cahaya yang akan diperolehnya pada hari kiamat.” (Shahih HR. Abu Daud dan Tirmidzi). 4. Dibangunkan Rumah di Surga Keutamaan lainnya yang juga diperoleh dari amalan sederhana ini ialah janji Allah akan membangunkan sebuah rumah di surga. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Barangsiapa yang berjalan menuju ke masjid (untuk sholat) dan pulang setelahnya maka Allah akan menyediakan sebuah rumah di surga untuknya, baik ketika pergi maupun pulang.” (Shahih HR. Ahmad). 5. Ditinggikan Derajadnya Sekali-kali perhatikanlah orang-orang yang rajin datang ke masjid untuk shalat dengan berjalan kaki. Umumnya orang-orang ini selalu menjadi bagian penting dalam suatu sistem tatanan masyarakat. Entah itu sebagai Imam masjid, pengurus dan lain sebagainya. Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat?” Para sahabat berkata, “Tentu, wahai Rasulullah”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menyempurnakan wudhu pada saat-saat yang tidak disukai (seperti disaat dingin), banyak melangkahkan kakinya menuju ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, itulah yang namanya ribath (mencurahkan diri dalam ketaatan)”.(HR. Muslim) Itulah beberapa keutamaan seorang muslim yang senantiasa berjalan kaki ke masjid. Semoga kita termasuk orang-orang yang memuliakan rumah Allah tersebut. Wallahua’lam bisshawab. Arif Rahman Hakim Entrepreneur, Writer and Editor at Pecihitam.org Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa – Jepang Tahun 2017
7 Amalan yang Pahalanya Akan Mengalir Terus Tak Terputus
Salah satu nikmat Allah yang besar atas hamba-hamba-Nya yang beriman adalah bahwa Dia telah mempersiapkan bagi mereka banyak pintu kebaikan yang dapat dilakukan oleh hamba dalam hidup ini dan pahalanya akan terus mengalir kepadanya setelah kematian menjemputnya. Tatkala di dalam kubur, penghuninya sudah tidak bisa berbuat apa-apa, sudah terputus kesempatan beramal, tinggal menghitung apa yang sudah dilakukan semasa hidupnya dulu. Namun, ternyata ada orang yang terus mendapat kebaikan yang mengalir di dalam kuburnya. Pahala dan keutamaan senantiasa terus datang silih berganti. Dia telah meninggalkan dunia yang merupakan negeri untuk beramal, akan tetapi tidak terputus pahala amalnya. Sehingga, senantiasa bertambah derajatnya dan pahalanya pun terus berlipat, meskipun dia sudah berada di alam kubur. Tidak ada keutamaan dan kebaikan yang lebih baik dari semua ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wasalllam menyebutkan tujuh perkara yang akan tetap mengalir pahalanya, meskipun seorang hamba sudah berada di dalam kubur setelah kematian menjemputnya. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, سبعٌ يجري للعبد أجرهن وهو في قبره بعد موته : من علَّم عِلْماً ، أو أجرى نهراً ، أو حَفَر بئراً ، أو غرس نخلاً أو بنى مسجداً ، أو ورَّث مصحفاً ، أو ترك ولداً يستغفر له بعد موته “Ada tujuh amalan yang akan mengalir pahalanya bagi seorang hamba, meskipun ia berbaring di lubang kuburan setelah meninggal: (1) mengajarkan ilmu, (2) mengalirkan air sungai, (3) membuat sumur, (4) menanam kurma, (5) membangun masjid, (6) membagikan mushaf Al-Qur’an, atau (7) meninggalkan anak yang akan memintakan ampun baginya setelah ia meninggal. “ (HR. Al-Bazzar. Dinilai hasan oleh Al-Albani) Renungkanlah wahai saudaraku muslim mengenai amal-amal yang mulia ini. Pastikan bahwa Anda memiliki andil bagian dalam mengamalkannya selama hidup di dunia. Bersegeralah dan bersemangat dalam mengamalkannya sebelum datangnya ajal. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai tujuh amalan tersebut: Mengajarkan Ilmu Yang dimaksud ilmu di sini adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang menjelaskan kepada manusia tentang agamanya, mengenal Rabbnya, dan sekaligus sesembahannya, ilmu yang memberi petunjuk kepada jalan yang lurus, ilmu yang bisa membedakan antara jalan petunjuk dan kesesatan, kebenaran dan kebatilan, serta perkara halal dan haram. Dengan demikian, jelaslah keagungan dan keutamaan para ulama yang terus memberi nasihat dan berdakwah dengan ikhlas, yang hakikatnya mereka adalah pelita bagi para hamba, mercusuar yang menerangi suatu negeri, kekuatan yang menopang umat, dan sumber dari segala hikmah. Hidup mereka sangatlah berharga, dan kematian mereka adalah musibah. Mereka mengajari orang-orang bodoh, mengingatkan orang-orang yang lalai, dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang sesat. Jika salah seorang di antara mereka meninggal, maka ilmunya tetap diwariskan kepada umat manusia, dan tulisan serta perkataannya tetap beredar di antara manusia yang hidup sepeninggal mereka. Dari amalnya tersebut, mereka mendapat manfaat dan menuai pahala. Mereka terbaring di dalam kuburnya, namun pahala diturunkan kepadanya, dan pahala itu akan terus mengalir untuknya. Dahulu mereka sering berkata, “Ulama meninggal, tapi bukunya tetap ada.” Saat ini, bahkan suara dan gambar para ulama pun tetap terekam dalam kaset/video yang berisi pelajaran ilmiah, ceramah-ceramah yang bermanfaat, dan pidato-pidato yang penuh makna. Barangsiapa yang berkontribusi dalam pencetakan buku-buku yang bermanfaat, penerbitan buku-buku yang penuh faidah, penyebaran kaset-kaset ilmiah dan dakwah, maka dia akan berpeluang besar juga untuk mendapatkan pahala tersebut, insyaallah. Mengalirkan Air Sungai Yang dimaksud adalah mengalirkan air dari mata air atau sungai agar airnya sampai ke tempat-tempat penduduk dan persawahan, sehingga bisa untuk menyiram tanaman, dan memberi minum hewan. Betapa banyak amal agung dan tindakan kebaikan yang bisa dilakukan kepada banyak manusia sehingga akan meringankan pekerjaan mereka dengan cara memfasilitasi kebutuhan air yang merupakan kebutuhan paling dasar untuk kehidupan. Termasuk dalam hal ini adalah menyalurkan air melalui pipa ke tempat-tempat warga, serta menempatkan dispenser di jalan dan tempat umum agar bisa diminum oleh orang yang membutuhkan. Membuat Sumur Hal ini mirip dengan perbuatan di atas. Dan perkara ini dijelaskan dalam hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنَ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِى كَانَ بَلَغَ مِنِّى. فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلأَ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ حَتَّى رَقِىَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِى هَذِهِ الْبَهَائِمِ لأَجْرًا فَقَالَ فِى كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ “Ketika seorang laki-laki sedang berjalan, dia merasakan kehausan yang sangat. Lalu, dia turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata, ‘Anjing ini kehausan seperti diriku.’ Maka, dia mengisi sepatunya (dengan air) dan memegangnya dengan mulutnya. Kemudian, dia naik dan memberi minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?” Beliau menjawab, “Setiap memberi minum pada hewan akan mendapatkan pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim) Jika demikian besarnya pahala terhadap anjing, lalu bagaimana dengan seseorang yang menggali sumur yang keberadaannya menyebabkan orang-orang yang membutuhkan akan banyak mengambil manfaat darinya? Menanam Pohon Kurma Sebagaimana diketahui bahwa pohon kurma adalah pohon yang paling baik, paling utama, dan paling bermanfaat bagi manusia. Barangsiapa yang menanam pohon kurma dan menyebarkan buahnya kepada kaum muslimin, maka pahalanya akan tetap mengalir selama buahnya dimanfaatkan untuk dimakan. Dan setiap kali ada manusia dan hewan yang mendapat manfaat dari pohon tersebut, dia pun akan ikut mendapat manfaat berupa pahala yang terus mengalir. Hal ini berlaku untuk seluruh jenis tanaman yang apabila ditanam, maka akan memberikan banyak manfaat bagi manusia. Disebutkan pohon kurma secara khusus di sini karena adanya keutamaan dan keistimewaan tersendiri pada pohon kurma. Membangun Masjid Orang yang Allah Ta’ala izinkan namanya untuk ditinggikan dan disebutkan secara khusus adalah orang yang membangun masjid. Apabila masjid sudah dibangun, dan salat didirikan di dalamnya, Al-Qur’an dibacakan di dalamnya, dibacakan dzikrullah di dalamnya, ilmu tersebar di dalamnya, kaum muslimin berkumpul di dalamnya untuk kepentingan besar lainnya, maka bagi orang yang membangunnya akan mendapat seluruh pahala tersebut. Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ “Barang siapa membangun masjid dalam rangka mencari keridaan Allah, maka Allah akan membangun untuk dia yang semisal itu di surga.” (HR. Bukhari